Tuesday 11 November 2014

Sketsa Wajah

   Sudah berkali kali saya mendapatkan orderan untuk melalukan sketsa wajah, dan pemesan merasa hasil yang saya buat bagus, bisa dikatakan senang dengan hasil saya.

   Gambar dibawah ini merupakan salah satu hasil gambaran saya tersebut:
   Maaf apabila tidak menampilkan gambar foto aslinya karena ijin yang terbatas. 
   Gambar diatas saya digitalkan dengan kamera saku saja, jadi hasilnya terlihat kurang cerah.

   Jika ingin menggambar seperti itu, saya menyarankan supaya memperhatikan detail letak terlebih dahulu saat akan menggambar bagian alis, mata, hidung, dan mulut. Buatlah sketsa bantu dengan garis tipis dari gambar bagian muka tersebut, setelah anda yakin dengan letaknya yang sesuai, anda bisa menyesuaikan dengan sketsa bantu, tipis saja, bagian mukanya (daerah tepi wajah), jika gambar diatas, yaitu batasan muka dengan jilbab. Gambar juga bagian- bagian lain seperti jilbab, pakaian, dan aksesoris lain dengan sketsa tipis.
   Setelah semua dirasa sesuai, mulailah menggambar bagian bagian detailnya, seperti mata, bibir, dan lain lain. gambarlah sedetail mungkin sehingga terkesan gambar tersebut adalah sebuah foto.
    Jika masih merasa ada yang kosong, seperti background dari gambar sketsa asli yang hanya putih saja, anda dapat menambahkan dengan beberapa variatif bentuk atau pemandangan. Ubahlah sesuai keinginan, bisa dengan gambar bunga, atau sebuah tempat yang indah, atau bisa juga dengan sebuah tempat duduk yang pas dengna posisi dari objek.

    Sekian sedikit coretan dari saya,
   Jika ada kesulitan dalam menggambar, dan lokasi anda berada di daerah Salaman / Magelang / Tembalang, Semarang. Hub saya untuk pemesanan melalui 0856-43-6285-61
   Saya usahakan dengan semaksimal mungkin untuk pelayanan dan mutu kualitas.
   Waktu pengerjaan dapat tergantung dari detail gambar serta banyak pemesanan.
Terimakasih, Happy Drawing

Thursday 10 April 2014

Berhati-Hati Telkomsel Simpati Loop Bermasalah - Kuota Malam Tidak Bisa Dipakai


Sedikit informasi mengenai telkomsel,
Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartuHALO yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Saat itu, saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Indosat. Pada tanggal 1 November 1997, Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar.

Telkomsel mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 81,644 juta pelanggan per 31 Desember 2007 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007. Jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.

Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011. Telkomsel menggelar lebih dari 54.000 BTS yang menjangkau sekitar 97% wilayah populasi di Indonesia. Sebagai operator selular nomor 7 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia yang kini dipercaya melayani lebih dari 122 juta pelanggan. Dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru layanan mobile broadband, Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE). Kini Telkomsel mengembangkan jaringan broadband di 100 kota besar di Indonesia. Untuk membantu pelayanan kebutuhan pelanggan, Telkomsel kini didukung akses call center 24 jam dan 430 pusat layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu simPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), dan kartuHALO (pascabayar). Selain itu, Telkomsel juga memiliki layanan internet nirkabel lewat jaringan telepon seluler, yaitu Telkomsel Flash. Frekuensi yang digunakan pada telkomsel saat ini bekerja pada jaringan 900/1.800 MHz.

Permasalahan
Tidak adanya keterangan yang paling spesifik dari operator menyebabkan pelanggan terkadang sering menjadi korban periklanan ataupun tidak dapat memperoleh fasilitas yang seperti telah diiklankan kepada customer. Kerugian dan kekecewaan sering dirasakan setelah mencoba untuk membeli dan menggunakan produk layanan operator tertentu seperti yang tertera pada iklannya.
Pada kasus ini, saya mengalami beberapa kendala sebagai pelanggan telkomsel. Saya memberli perdana simpati loop dengan pulsa 3.000 seharga Rp 8.000,00 (tergantung tempat pembelian). Kemudian saya isi pulsa 20.000 dan 10.000 untuk mendaftar paket simpati loop 30.000 sebersar kuota 6GB dengan pembagian 5,4GB kuota midnight (00.00-8.59) dan 200MB 2G/3G + 400MB 3G (00.00-24.00).
          Berhati hatilah dalam penggunaannya, jangan sampai menyambungkan internet sebelum dan melebihi waktu midnight saat ingin menggunakan kuota midnight, karena dapat mengurangi kuota 24 jam dan pulsa bahkan hingga habis. Apabila hal tersebut sudah terjadi maka anda tidak bisa terkonnekkan lagi apabila pulsa kurang dari Rp 50 rupiah.
             Begitulah sharing saya kali ini, mohon maaf apabila banyak kesalahan.
             Be a smart user.


Sunday 5 January 2014

Saya Bukan Hacker

Saya Bukan Hacker

1.    I. Melawan Arah Jarum Jam
I. 
10 November 2013, tepatnya pukul 00.05 dini hari. Laptop masih menyala sejak 2 hari yang lalu. Serasa dunia berputar berkebalikan. Pemrograman yang masih menggunakan angka 0 dan 1. Memaksa memutar ulang disk yang ada dikepalaku, berusaha mencari kesalahan coding dengan program Excelon-Z yang aku ciptakan tidak lebih dari seminggu yang lalu.
Setiap saat kusempatkan untuk melirik ke arah penunjuk jam di tepi bawah kanan layar monitor, sehinga dapat mengetahui dengan tepat waktu saat itu juga. Memudahkan ingatan ini untuk menghafal barisan 0 dan 1 itu. Sepasang mata yang aku gunakan ini mapir tidak pernah menuju ke arah selain monitor. Tangan kanan, 3 benda yang akan selalu dipegang, mouse, keyboar bagian kanan, dan cangkir yang terletak di sebelah kanan layar, terletak berdekatan dengan ratusan kertas berserakan yang berisi cetakan skrip penting. Secangkir kopi susu ini takkan bisa menghilangkan rasa dingin malam ini. Hujan yang hampir setiap hari turun dengan sangat deras, terkadang hingga badai merobohkan beberapa pohon, menghilangkan tampilan keindahan sekeliling rumah tempat persembunyian sementaraku. Sirine, suara mobil polisi yang berkeliling atau hanya melintas membuat tekanan darahku semakin memuncak, semakin waspada, dan adrenalin semakin meluap- luap. Berharap semuanya baik- baik saja.
Kali ini aku tidak bekerja sendirian lagi. Partnerku, Fin, wanita terpintar yang ku ketahui sepanjang dunia karirku. Pertama kali kita bertemu sewaktu aku disewa dan dipekerjakan bersama Fin. Sungguh mengesankan, tugasku waktu itu hampir gagal. Tetapi cerita berubah karena adanya Fin.
            “Ze, skrip pertama ini sudah aku kerjakan. Maaf, tidak bisa berlama lama disini, aku ada janji dengan pacarku,” Kata Fin yang tergesa-gesa, mencari kunci mobilnya.
            “Oke, kalau sudah selesai, segera kembali kesini. O,ya. kunci mobilmu kamu letakkan di saku celana yang belakang.”
            Segera berhenti mengobrak- abrik meja kerja dan menatapku penasaran.
            “Benar, thanks Ze.” Sambil merogoh isi saku belakang celana. “Kok kamu bisa tahu?”
            “Mmmm...” Apa yang harus ku katakan.
            “Lama kamu. Sudah, aku terburu-buru, Bye.”
            “Eh,, ya, Bye.” Hampir, mukaku padahal sudah memerah. Hanya satu solusi, Berpura-npura sedang berpikir.
Masih ku teruskan coding ku, satu skrip ini belum selesai. Waktuku tinggal 3 jam lagi sebelum waktu pengaktifan. Pekerjaan yang menguras setengah isi kepalaku, apalagi pemrograman yang aku pakai masih berbasis 0 dan 1 ini. Bukan tanpa alasan aku memakainya. Keamanan dari codingku jauh lebih tinggi dibanding dengan yang lain, itulah alasan client ini meminta bantuanku. Berbeda dengan Fin, coding yang dibuatnya jauh mudah dimengerti dan lebih cepat, tapi keamanan akan jauh lebih mudah dirusak.
Kepalaku semakin penak. Sepertinya sedikit mengambil camilan akan mengembalikan pikiranku kembali. Kuputuskan untuk menuju ke ruang makan, mencari beberapa camilan yang tersisa. Beberapa gelas Jus juga akakn membuatku segar kembali. TV, menggodaku untuk menikamati camilan dan duduk bersantai di sofa sambil menonton TV. Sepertinya takkan lama.
            “Ting.. tong... Ting.. tong... Ting.. tong..” Bel pintu itu membangunkanku. Masih mengentuk, tapi tidak lagi setelah aku tau jam counterdownku menunjukkan 00.29.05. artinya tidak banyak lagi waktuku.
“Hah, sial, aku tertidur,, Siapa?”
“Aku Fin, cepat bukakan pintunya, Ze.” Jawabnya dari balik pintu, terdengar seperti sangat tergesa- gesa.
Ku buka pintu itu dan Fin pun segera masuk kedalam. Menuju ke kamarnya, melepas semua atribut cantiknya. Berganti pakaian seperti biasa.
“Bagaimana skripmu?” Memandangku yang masih terlihat tegang dan tergesa-gesa. Tanpa mendapat jawaban dariku.
“Pasti kamu tertidur, dan skrip mu belum kamu selesaikan?” Aku tidak menggubrisnya, masih tetap fokus pada layarku. Tangan Fin merangkul pundakku. Sontak tanganku berhenti menuliskan ribuan rantai angka itu. Pura pura saja tidak tahu. Kecepatan mengetikku menurun drastis. Sepertinya Fin menyadarinya. Kepalanya mendekat ke sampingku. Kulihat dia begitu serius, memandang leyar monitorku. Seperti sedang membaca skripku. Setelah beberapa menit disampingku, dia pergi begitu saja.
Kembali aku lihat Jam, sial, 5 menit, sepertinya tidak sanggup. Kecepatan mengetikku kembali meningkat. Tinggal beberapa menit saja. Skrip ini padahal masih panjang. 1 menit. Bagaimana cara menyelesaikannya.
“Ini.” Fin memberikan flashdisknya. Seperti orangnya yang menawan, flashdisk itu berwarna pink bermotif menarik dan imut.
“Apa ini? Aku tidak punya waktu untuk itu, waktuku tidak banyak lagi.” Menghiraukannya begitu saja, kembali terfokus ke layar komputer.
“Kamu tidak mau? Ini Skrip lanjutanmu.”
“Serius?”
“Jika tidak, ya sudah.”
“Eits...” Aku langsung merebut flashdisk itu dari tangan Fin. Segera Memasukkan ke PC. Masuk. 11 detik. Perlu waktu untuk mengunggah. Semoga berhasil.
00.00.01.
“Yesss.. “ Teriakku, tanpa sadar aku memeluk Fin
“Terimakasih banyak Fin.”
“Iya..” Fin hanya terdiam saja.
“Ehem.. ehem.”
“Mm,, Maaf..” Kulepaskan pelukanku dari Fin. Wajahku kembali memerah.
“Job pertamaku takkan berhasil tanpamu, terimakasih.” Kali ini aku hanya menjabat tangannya. Aku lihat jari manisnya ternyata sudah ada cincin yang menghiasi. Saat itu aku tau bahwa dia telah hampir menikah.
Kembali aku melihat jam di layar monitor. 04.21, mataku sudah tidak kuat lagi, tidak bisa meminta bantuan Fin yang sudah tertidur pulas di depan TV. Diatas sofa yang empuk sejak selesainya dia mengerjakan skrip. Aku putuskan untuk tidur saja. Memaksakan diri juga tidak akan memuaskan hasilnya.
“Kring.. Kring..” Dering telfon di samping ranjangku berbunyi. Fin membangunkanku.
“Ada telfon. Makan pagi juga, makanan sudah aku siapkan.”
“Termikasih.” Segera aku angkat Telfon Genggam.
“Halo. Jadi skrip sudah siap? Setelah telfon ini kamu harus segera berpindah, lokasimu sudah dilacak. Itu berarti juga kamu harus segera mengaktifkannya.” Ternyata yang menelfon adalah client kita.
“Bagaimana bisa?”
“Tuut... Tuut.. Tuut..”
“Ha.. Haloo.. Sial”
Aku berlalu menuju ke depan komputer. Segera menghidupkannya.
“Sial.. Dimana skripku.. Fin, kamu tahu skrip ku?” Fin datang menghampiriku, memegang tanganku. Menarikku dari Kursi depan komputer.
“Tidak bisa, ini masalah serius.”
“Ikut aku saja.” Aku dibawanya ke meja makan untuk segera sarapan pagi.
“Tapi, bagaimana kalau kali ini kita gagal.”
“Kamu makan dulu, kita bicarakan setelah kamu makan.” Dengan santainya jawaban dari Fin. Tapi aku tetap tergesa- gesa. Menghabiskan makanan secepat mungkin.
            “Fin, bagaimana?”
“Bagaimana apanya?”
“Skirp.. Skrip kita?!”
“Masalah itu. Aku sudah menyelesaikannya sewaktu kamu tidur.”
“Be.. Beneran nih?”
“Iya, masak aku bohong.”
Kali ini aku terselamatkan lagi oleh Fin.
“Sepertinya, aku selalu merepotkanmu. Tidak tahu bagaimana aku membalas jasamu. Terimakasih Fin.”
“Tidak masalah buatku, santai saja.”
Job kali ini terselesaikan dengan mulus, tentu saja bukan kerjaku sendiri. Ini berkat Fin.
Suara sirine polisi mulai terdengar. Semakin ramai dan semakin banyak. Seluruh polisi mengepung seluruh rumah dan team Densus bersiap memasuki rumah. Sejumlah 7 orang tepatnya. Berperalatan lengkap khusus untuk orang2 seperti kami. Kamera di tempat sekitar sini sudah kami sadap secara penuh. Apapun dapat terlihat di gadget yang ada di genggamanku ini.
“Keluarlah secara tenang dengan tangan berada di atas kepala, atau kami akan masuk secara paksa.” Suara komander dengan toa yang digenggamnya, toa berwarna putih biru ala polisi.
“Fin kamu sudah selesai membereskan semua?”
“Sudah, bagaimana denganmu?”
“Sedikit lagi. Jangan sampai kita meninggalkan jejak disini.”
“Siap bos.” Sedikit bercandanya membuatku agak terkejut, menatapnya. Dia memberikan balasan tersenyum bercanda.
Menuruni tangga. Membawa barang-barang penting yang cukup berat. Terlihat Fin bersusah payah membawa barang-barangnya. Melewati tangga dengan barang-barang ini memang cukup menyusahkan. Semakin kebawah, menuju lantai dasar, keringat bertetesan melewati wajah, berkali-kali mengusapkan tangan kewajah agar keringat tidak memasuki mata. Ku lihat di gadget, mereka sudah mendapatkan perintah dari komander untuk segera masuk. Memasuki rumah, mendobrak keras pintu depan rumah menggunakan pemukul besi jumbo. Menuju ke lantai Dua, Menelusuri seluruh ruangan di lantai itu. Memberantaki seluruh isi ruangan, mencari barang- barang bukti, tetapi tak satupun bukti yang bisa didapat. Menuju lantai berikutnya. Ternyata di lantai tersebut mereka menemukan pintu yang paling sulit untuk di dibuka. Mencoba membuka pintu itu dengan peralatan yang ada saat itu sembari meminta tambahan bantuan. Peralatan khusus didatangkan. Berkat peralatan itu mereka berhasil membuka dan memasuki ruangan itu. Tertangkap, Laki-laki dan wanita yang sedang tidur di tempat itu, pemilik rumah.
Berlari kecil, menuju sebuah mobil diseberang sana. Kurang lebih 1 km di luar kerumunan itu. Mobil hitam sporty, tetapi tidak terlihat terlalu mencolok. Tujuan berikutnya adalah dermaga. Clien sudah menyiapkan semuanya, kapal mewah yang siap melayani kami kemanapun tujuan yang kami inginkan. Dalam anganku, tergambar pulau tujuan yang sangat indah, dengan udara yang sangat sejuk. Penuh dengan bidadari- bidadari dari surga, surga dunia lebih tepatnya. Semakin tidak sabar untuk sampai. Liburan setelah menyelesaikan tugas ini memang sangat dibutuhkan.
Plak... pukulan keras menuju punggungku. Mengembalikan kesadaran dari bayangan angan- angan akan pulau surga. Kejutan ini hambir membuatku terjungkal keluar dek kapal, melewati batas besi tempatku duduk sendiri.
“Hey.. Sadar..” Ternyata itu Fin.
“Yang benar saja, kamu membuatku hambir terjatuh barusan.”
“Hihi, maaf. Salah siapa juga duduk di tempat yang berbahaya, melamun pula.”
“Siapa?! Dari tadi aku hanya ingin merasakan sejuknya angin laut.”
“Tidak mungkin, dari tadi kamu terlihat melamun. Apa yang kamu bayangkan? Aku? Mengaku saja lah?”
“Naif kamu. Sudahlah, orang yang sudah punya pacar mana mungkin bisa aku bayangkan.”
“Mmmm... Begitu.”
--The End of part 1--

Sunday 8 December 2013

Foto macro dengan kamera digital Canon 2400 - Bagian 3

Postingan ini berisi Foto macro kelanjutan dari postingan sebelumnya

Foto macro dengan kamera digital Canon 2400 - Bagian 3


Photo - Macro Photography - Bagian 2

 Kelanjutan dari posting sebelumnya tentang Foto Macro dengan kamera digital Canon 2400

Photo - Macro Photography - Bagian 2

Buah Naga



Photo - Macro Photography

     Macro - Photography

    Fotografi merupakan sebuah hobi yang menyenangkan, atau bahkan menjadi kegiantan profesi. Mengabadikan keindahan dari sang maha pencipta keindahan dan kecantikan yang ada didunia ini dengan kamera, baik itu kamera handphone maupun dengan kamera SLR yang memiliki harga paling mahal disertai dengan lensa kualitas tingginya.

      Sebagian orang yang hobi dengan fotografi tetapi tidak berbudget tinggi mungkin hobinya akan terganggu karena harga kamera yang cukup mahal. Tetapi, itu semua kan karena suka dan hobi, kenapa tidak diusahakan , benar kan sob :). Mungkin dengan keterbatasan, kita dapat lebih maju. Jika kita masih belum mampu buat beli kamera mahal, tidak usah ngotot dulu, apalagi sampai nggak sekolah karena nggak dibelikan kamera sama babe , hh..

     Jika yang kita punya baru sebatas kamera di hand phone, tidak masalah juga kan. Walaupun masih terbatas, cobalah dengan kamera hand phone itu tetap bisa ambil scene paling bagus. Nggak rugi juga loh, kadang kita bisa diminta fotoin temen yang lagi narsis, gratis sih, ambil untung aja kalau gitu, kalau tega hha :D. Teman sekelas juga ada yang masih berfotografi dengan handphone, smartphone lebih tepatnya, lebih tepatnya lagi pakai Lumia 620 (kalau nggak salah). Dikamera ini, hasil tangkapan gambar cukup bagus, apalagi untuk gambar kecepatan tinggi seperti orang melompat (levitas) dan foto air, gambar yang dihasilkan saat memfoto air juga bagus, terlihat seperti bintikan air. Nggak ada yang salah dengan kamera handphone.

      Banyak disekolah sekolah sudah melibatkan fotografer. Walau masih amatair, mungkin kita bisa masuk jurnalistik, jadi juru fotonya, atau saat ada kegiatan - kegiatan sekolah, seperti acara hari penting dan pensi, daftar diri aja untuk jadi fotografernya. Jika sudah tersedia, ikut juga di ekstrakurikuler atau UKM (Unit Kegiata Mahasiswa) Fotografi. Kalau belum punya kamera kan punya kesempatan buat bisa minjem minjem. hhe.

      Keterbatasan bukan halangan. Writer juga nggak punya kamera mahal, yang nggak punya kamera mahal, tenang aja, masih banyak temennya, hhe. Sebenernya dari postingan ini intinya cuma mau upload foto macro aja sih, :D, walah walah, tulisannya sepanjang itu, males baca pula,, 

     Nah ini foto foto Macro yang W ambil dari halaman rumah, Canon 2400, memang nggak sebagus para ahli, maklum masih pemula dan kamera yang terbatas di Kamera Digital,

Macro - Tanpa Melakukan Editing